top of page

Pernah Terima Email Mencurigakan? Kenali Bahaya Email Phishing yang Mengintai Perusahaan Anda!

  • Writer: Rani Bahiratun Azizah
    Rani Bahiratun Azizah
  • Jul 29
  • 5 min read
Headline Email Phishing

Pernah menerima email dengan subjek mencurigakan seperti “Gugatan Hukum untuk Perusahaan Anda” atau “Tagihan yang Belum Dibayar”? Hati-hati, bisa jadi itu bukan email biasa. Di balik tampilan profesionalnya, email tersebut berpotensi menjadi pintu masuk serangan siber jenis phishing, salah satu metode paling populer dan berbahaya yang digunakan hacker untuk menyusup ke sistem perusahaan. 


Phishing bukan sekadar spam. Teknik ini menyasar kelemahan manusia dengan rekayasa sosial (social engineering): mengelabui karyawan agar mengklik tautan palsu, membuka lampiran berbahaya, atau bahkan membocorkan kredensial penting. Dampaknya? Dari pencurian data internal, pengintaian layar komputer, hingga serangan ransomware berskala besar.


Yang lebih mengkhawatirkan, serangan phishing kini makin sulit dikenali. Pelaku menggunakan domain yang menyerupai institusi resmi, tata bahasa profesional, hingga meniru logo dan format perusahaan sah. Bahkan email yang tampak dikirim oleh atasan atau rekan kerja pun bisa saja telah dikompromikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana cara kerja email phising dan strategi perlindungan pencegahan yang efektif untuk tim IT maupun seluruh karyawan. Karena di era digital ini, kesadaran adalah pertahanan terbaik. Mari kenali ancaman phishing lebih dalam dan siapkan langkah konkret untuk melindungi perusahaan Anda sebelum terlambat!



Email Phishing Masih Jadi Ancaman Utama di Dunia Siber

Bayangkan, seorang karyawan administrasi di sebuah perusahaan logistik nasional membuka email bertajuk “Surat Gugatan Resmi atas Keterlambatan Pengiriman”. Email tersebut tampak sah menggunakan nama perusahaan rekanan, lengkap dengan logo resmi dan nomor dokumen. Tanpa curiga, ia membuka lampiran berformat PDF. Dalam hitungan detik, tanpa disadari, malware berjenis screen-watching berhasil terinstal di laptopnya dan mulai merekam aktivitas layar secara real-time.


Inilah realita dunia siber saat ini. Serangan phishing bukan lagi soal email aneh dari pangeran Nigeria atau tawaran hadiah mencurigakan. Saat ini, phishing telah berevolusi menjadi serangan yang canggih, terstruktur, dan menyatu dengan alur komunikasi bisnis sehari-hari. Alasannya sederhana: manusia adalah celah paling rentan dalam sistem keamanan mana pun. Sistem bisa dipasang firewall dan endpoint protection berlapis. Tapi ketika karyawan dikirimi email palsu yang dibumbui tekanan waktu atau ancaman hukum, banyak yang akan terpancing untuk klik, terutama jika belum pernah diberi pelatihan bagaimana mengenali pola serangan tersebut.


Di Indonesia, pola ini makin sering ditemukan. Kasus seperti email surat gugatan palsu yang menyebar ke ribuan perusahaan menjadi bukti nyata. Modusnya sederhana, namun efeknya sistemik, karena satu klik saja bisa membuka pintu ke seluruh jaringan internal perusahaan.


Jadi, jika Anda masih menganggap phishing sebagai ancaman kecil atau hanya masalah spam, saatnya mengubah cara pandang itu. Phishing adalah senjata utama para pelaku siber di era digital, karena murah, efektif, dan sulit dideteksi jika korban tidak dibekali kesadaran yang memadai.



Bagaimana Cara Kerja Email Phishing?

Email Phishing
Ilustrasi Phishing

Email phishing bekerja seperti jebakan tikus digital. Pelaku menyusun skenario yang terlihat meyakinkan, lalu menunggu korban mengambil umpan yang sudah dipasang. Meski teknik phishing makin beragam, pola dasarnya mengikuti tahapan yang cukup konsisten.

  • Serangan dimulai dari pemahaman psikologi korban. Phishing sangat bergantung pada manipulasi emosi manusia. Pelaku akan menciptakan skenario yang menekan, membingungkan, atau bahkan menggoda korban. Misalnya, pesan yang terlihat memiliki urgensi, “Akun Anda akan dinonaktifkan dalam 24 jam!”. Email dikirim seolah-olah berasal dari direktur, HRD, atau mitra bisnis.

  • Korban klik atau membuka umpan. Setelah dipercaya, korban selanjutnya akan mengklik tautan yang mengarah ke situs palsu dan mengisi data login atau mengunduh file terinfeksi malware, lalu memberikan akses ke kredensial, informasi pribadi bahkan OTP.

  • Aksi lanjutan oleh penyerang. Setelah mendapatkan data atau akses, penyerang dapat masuk ke sistem internal, menyebarkan malware, mengirim email lanjutan ke rekan yang lain serta mencuri atau mengenkripsi data penting.

  • Jejak dihapus dan kerugian akan ditanggung korban. Beberapa pelaku akan menghapus jejak dengan menyamarkan aktivitas mereka di log sistem, membuat backdoor, atau menonaktifkan antivirus. Akibatnya, perusahaan tidak hanya kehilangan data, tapi juga bisa mengalami kerugian finansial, reputasi perusahaan tercoreng, kehilangan kepercayaan mitra bahkan terkena tuntutan hukum akibat pelanggaran data pelanggan (terutama jika terdampak regulasi seperti UU PDP).


Phishing tidak selalu terjadi dalam skala besar. Justru, target serangan phishing yang sukses biasanya sangat spesifik, dikenal dengan istilah spear phishing. Ini berarti pelaku telah melakukan riset mendalam tentang target, seperti jabatan, aktivitas, atau proyek yang sedang berjalan.


Ciri-Ciri Email Phishing yang Perlu Diwaspadai

Berikut beberapa ciri umum email phising:

  1. Penggunaan bahasa yang tidak biasa atau tidak sesuai SOP perusahaan.

  2. Permintaan tindakan mendesak (urgent) tanpa verifikasi.

  3. Domain pengirim mencurigakan.

  4. Tautan yang jika dihover berbeda dengan tampilan teksnya.

  5. Lampiran tidak relevan atau aneh.


Strategi Perlindungan dari Serangan Phishing

Email Phishing
Ilustrasi Email Phishing

Bayangkan seorang karyawan baru menerima email dari “divisi HR” yang meminta login ulang ke portal karyawan karena alasan “pembaruan sistem.” Tanpa curiga, ia memasukkan username dan password-nya di tautan yang ternyata palsu. Dalam hitungan menit, akun emailnya dibajak, dan penyerang mulai menyebar phishing lanjutan ke rekan-rekannya dari dalam jaringan.


Kejadian seperti ini bukan sekadar cerita fiksi. Di Indonesia, insiden phishing menempati urutan atas dalam laporan insiden siber, bahkan menargetkan institusi finansial, manufaktur, hingga layanan publik. Maka, penting bagi perusahaan untuk tidak hanya mengandalkan proteksi teknologi semata, tetapi juga membangun budaya keamanan digital. Berikut strategi perlindungan phishing yang bisa diterapkan:

  • Edukasi dan kesadaran karyawan. Langkah pertama adalah memastikan setiap individu dalam perusahaan dapat mengenali email mencurigakan, tidak sembarang klik tautan atau lampiran tanpa verfikasi sumbernya dan mengetahui alur pelaporan insiden. 

  • Gunakan Otentikasi Multi-Faktor (MFA). Manfaat dari MFA adalah penyerang tetap tak bisa masuk tanpa kode OTP atau autentikasi biometrik, mengurangi risikp pencurian akun email, VPN atau aplikasi bisnis.

  • Simulasi serangan phishing berkala. Simulasi phishing adalah cara terbaik untuk mengukur kesiapan tim Anda dalam situasi nyata. Melalui simulasi Anda bisa melihat siapa saja yang masih rentan, dapat memberikan feedback dan pelatihan langsung bagi mereka yang ‘terjebak’ serta menumbuhkan budaya berpikir sebelum mengklik. Platform seperti KnowBe4 menyediakan skenario phishing real-time yang disesuaikan industri dan jabatan, serta dashboard untuk evaluasi progres pelatihan.

  • Buat SOP tanggap darurat jika phishing terjadi. Meskipun upaya pencegahan sudah dilakukan, tidak ada sistem yang benar-benar kebal. Maka dari itu, perusahaan perlu memiliki SOP yang jelas jika phishing terdeteksi, seperti menonaktifkan akun yang terindikasi bocor, memberikan notifikasi ke pihak terkait untuk mencegah eskalasi. 


Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terlanjur Terkena Email Phishing?

  • Segera diskonfirmasi ke tim IT

  • Putuskan koneksi internet perangkat tersebut

  • Ubah password penting dari perangkat lain yang aman


Kesimpulan

Serangan phishing bukan lagi ancaman yang hanya terjadi di luar negeri. Di Indonesia, praktik penipuan melalui email, tautan palsu, dan rekayasa sosial semakin canggih, menyasar siapa saja, dari staf administratif hingga level direksi. Fakta ini menegaskan satu hal: bahaya phishing bukan tentang teknologi semata, melainkan soal perilaku manusia. Seberapa kuat firewall atau antivirus yang dimiliki perusahaan Anda, jika satu orang saja lengah, maka celah itu cukup untuk membuka akses ke seluruh sistem.


Maka, membangun budaya sadar keamanan siber adalah langkah yang tidak bisa ditunda. Edukasi dan pelatihan karyawan harus menjadi bagian dari strategi pertahanan utama — bukan hanya untuk memenuhi kepatuhan, tapi demi menjaga keberlangsungan bisnis secara menyeluruh. Dan jika Anda ingin membangun sistem pelatihan yang lebih terstruktur, terukur, dan terbukti efektif, solusi KnowBe4 Security Awareness Training dari kami dapat membantu Anda. Konsultasi mengenai Security  Awareness Training dari KnowBe4 maupun Cyber Security lainnya dapat menghubungi dengan klik tombol dibawah atau melalui email ke marketing@netmarks.co.id.



Comments


bottom of page