top of page

Account Takeover (ATO): Pengertian, Modus Serangan Siber, dan Cara Mencegahnya

  • Marketing Team - Netmarks Indonesia
  • 2 days ago
  • 3 min read
Ilustrasi serangan siber yang digunakan penyerang untuk mencuri kredensial dan memicu Account Takeover (ATO).”

Account takeover (ATO) merupakan bentuk serangan siber yang kian marak di Indonesia dan dunia. Dalam serangan ini, penjahat siber mengambil alih akun seseorang atau perusahaan untuk melakukan transaksi ilegal, pencurian data atau penyalahgunaan layanan.


Fenomena ini bukan sekadar ancaman teknis kerugian finansial, reputasi, serta kepercayaan pelanggan turut menjadi taruhannya.


Artikel ini membahas definisi ATO, cara kerja penyerang, dampak bagi bisnis di Indonesia, tren terbaru, serta langkah‑langkah pencegahannya dengan mengacu pada sumber‑sumber kredibel terkini..


Apa Itu Account Takeover (ATO)?

Account Takeover (ATO) adalah bentuk serangan siber ketika pelaku mendapatkan akses tidak sah ke akun digital milik individu atau organisasi. Berbeda dari peretasan biasa, ATO memanfaatkan identitas korban untuk melakukan transaksi ilegal, penyalahgunaan layanan, atau penipuan lanjutan.


Di Indonesia, ATO semakin meningkat seiring maraknya transaksi digital, lemahnya kebiasaan keamanan pengguna, serta berkembangnya teknik social engineering yang memanfaatkan ketidaksadaran korban


Modus Utama Serangan Siber ATO

Serangan ATO biasanya dilakukan melalui beberapa teknik berikut

  1. Phishing. Pelaku mengirim email, pesan SMS atau media sosial yang meniru institusi resmi (bank, e-commerce, otoritas pemerintah) untuk membujuk korban memasukkan kredensial mereka.

  2. Credential stuffing. Penyerang memanfaatkan username dan password dari kebocoran data yang dijual di dark web. Karena banyak orang menggunakan password yang sama di berbagai akun, otomatisasi bot memungkinkan percobaan login massal.

  3. Social engineering. Pelaku menyamar sebagai petugas bank atau pejabat lain untuk memperoleh kepercayaan korban dan memaksa mereka memberikan kode OTP, PIN atau data sensitif.

  4. Malware. Jenis malware seperti keylogger, spyware dan trojan horse dipakai untuk merekam ketikan dan mencuri kredensial.

  5. Spoofing dan deepfake. Penyerang memalsukan identitas, nomor telepon, email, atau membuat situs palsu yang menyerupai website asli. Dengan kemajuan teknologi deepfake, wajah korban dapat ditiru untuk melewati verifikasi wajah.



Dampak ATO bagi Perusahaan

Pengambilalihan akun tidak hanya merugikan individu; perusahaan turut menanggung berbagai konsekuensi:

  • Kerugian finansial. Serangan ATO mengakibatkan transfer dana ilegal, pembelian tak sah dan potensi denda regulator. Laporan VIDA menyoroti bahwa transaksi ilegal terjadi pada 76 % serangan ATO terhadap bisnis.

  • Kerusakan reputasi. Kebocoran akun pelanggan membuat lembaga keuangan dianggap tidak mampu melindungi data, sehingga kepercayaan publik menurun.

  • Biaya pemulihan. Investigasi, pemulihan sistem, dan kompensasi kepada korban memakan biaya besar.

  • Eksploitasi lanjutan. Setelah satu akun dikompromikan, penyerang dapat memanfaatkannya untuk money laundering, akses internal, atau penipuan lainnya.


Selain itu, survei oleh Indonesia Cyber Security Forum menunjukkan 60 % usaha kecil di Indonesia tidak memiliki tim teknologi informasi untuk menangani keamanan.Kondisi ini membuat mereka lebih rentan terhadap pengambilalihan akun dan serangan siber lainnya.


Cara Mencegah dan Menghadapi ATO

  1. Autentikasi Multi‑Faktor (MFA)

Data menunjukkan bahwa MFA sangat efektif. Google menemukan bahwa SMS 2FA dapat mencegah 100 % serangan bot otomatis, 96 % serangan phishing massal, dan 76 % serangan tertarget; push notification pada perangkat mencapai 100/99/90 % masing‑masing; dan penggunaan kunci keamanan memberikan perlindungan 100 % untuk semua jenis serangan..


  1. Manajemen Password & Passkey

Setengah dari pengguna internet masih menggunakan password yang sama pada beberapa akun. Kebiasaan ini memudahkan credential stuffing. Lakukan langkah berikut:


  1. Proteksi Endpoint & Monitoring

Kebanyakan serangan siber di Indonesia melibatkan malware. Gunakan Endpoint Detection & Response (EDR), antivirus, dan firewall untuk memonitor aktivitas mencurigakan. Integrasikan solusi Security Operations Center (SOC) untuk analisis log dan respons cepat ketika ada anomali.


  1. Backup dan Recovery

Pastikan data penting dibackup secara berkala dan tidak terhubung langsung dengan sistem produksi. Serangan ransomware pada PDN menunjukkan pentingnya prosedur backup dan pemulihan yang baik. Uji pemulihan secara berkala untuk memastikan kesiapan menghadapi serangan.


Lindungi Sistem dan Akses Bisnis Anda Bersama Netmarks Indonesia


Account Takeover (ATO) kini menjadi salah satu ancaman siber paling umum yang mengincar akun bisnis maupun individu, dengan pelaku memanfaatkan teknik seperti phishing, credential stuffing, social engineering, malware, hingga spoofing dan deepfake untuk mengambil alih akses dan melakukan transaksi ilegal serta pencurian data.


Dampaknya dapat menggerus keuangan perusahaan, menurunkan kepercayaan pelanggan, meningkatkan biaya pemulihan, dan membuka jalan bagi serangan lanjutan. Untuk mencegah ATO, bisnis perlu menerapkan strategi keamanan berlapis.


Pastikan bisnis Anda memiliki perlindungan yang tepat , hingga manajemen akses yang aman. Netmarks Indonesia menyediakan solusi keamanan terintegrasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di berbagai sektor.



Referensi :



Comments


bottom of page